Minggu, 26 Januari 2014

Persahabatan Lebih Penting daripada Cinta

Gelak tawa persahabatan ini telah terjadi sejak dulu, sejak masih duduk di Sekolah Dasar. Kita sahabat, kita sudah seperti saudara, begitu dekat, dan mengerti satu sama lain. Sebut saja dia dengan nama Rani.
Suatu ketika aku kenal dengan seorang cowok yang bernama Rafi, aku mengenal Rafi sudah sejak lama tanpa sepengetahuan Rani. Hari ini hari minggu aku dan Rani berencana untuk nonton bioskop di Depok Town Square, Depok. Pukul 13.30 tiba tiba handphone berbunyi tanda satu sms masuk dan sms itu ternyata dari Rani yang isinya “ Widya, nanti samper aku yaa, aku tunggu jam 2” dan aku balas “iya ok”, pukul 2 aku dan Rani berangkat menuju Depok dengan menaiki taxi, di taxi Rani sedang asik memainkan handphoneku lalu tiba-tiba Rani bertanya “Wid, Rafi siapa? Ciee”, “Ah, bukan siapa-siapa kok” jawabku malu, di taxi aku pun bercanda-canda dengannya hingga tak terasa taxi pun berhenti tepat di depan Depok Town Square.
Sampai disana aku dan Rani langsung menuju ke Bioskop 21, aku bertanya pada Rani “Ran yang enak kita nonton film apa ya?” Rani menjawab “Eh itu ada film 5cm, kayaknya seru tuh, katanya sih tentang persahabatan gitu” “Yaudah deh kita nonton itu aja” jawabku. Selesai nonton bioskop aku dan Rani bingung mau kemana akhirnya kami memutuskan untuk membeli baju, aku menemukan baju yang bagus dan kita pu memutuskan untuk beli baju yang sama, setelah itu kami makan dan pulang.
Setelah sebulan lebih tiba-tiba Rani tidak menghubungiku sama sekali, aku coba sms dan telfon ternyata tidak di respon sama sekali. Pagi itu aku pun mencoba untuk sms lagi, “Ran kamu kenapa sih? Kok tiba tiba dingin dingin gini”, tiba-tiba balasan pun masuk “hah? Gue gapapa ko”, aku bingung karna ia tak seperti biasanya, membalas smsku dengan sebutan “lo-gue”, lalu satu sms pun ku terima lagi yang isinya “Widya lo udah seberapa lama sama Rafi? “ aku pun kaget mendengarnya mengapa Rani tiba-tiba bertanya seperti itu. “Emangnya kenapa, Ran? Jawabku heran, “Udahlah jawab cepet” kata Rani, aku pun menjawab “Gue udah lama deket sama dia, kenapa?”, “Oh, Gapapa kok“ disitu aku tidak memikirkan apa-apa, karna aku pikir Rani hanya sekedar bertanya tentang hubunganku dengan Rafi, saatu itu aku menganggap keadaan sudah seperti biasa.
Sore harinya Rani mengajak aku bermain,dia sms aku “Widya, bosen nih dirumah, gue ke rumah lo yaa”, “Yaudah kesini aja” jawabku singkat. Tidak lama Rani pun sampai di rumahku dan main di kamar. “Wid gue buang air kecil dulu ya”  kata Rani sambil meninggalkanku, sambil menunggu Rani tiba-tiba handphone Rani berbunyi dan deg.....sontak aku kaget ternyata itu sms dari Rafi, ternyata Rani sudah dekat dengan Rafi.
Mengetahui hal itu, aku pun sedikit kecewa karna tenyata Rani dekat juga dengan Rafi, saat bermain aku dan Rani tidak bicara. Esok hari dan seterusnya aku dan Rani pun tidak banyak berkomunikasi bahkan hampir tidak pernah main seperti biasanya. Sepertinya Rani sudah mengetahui kalau aku tau dia sering berhubungan dengan Rafi
Siang ini aku memutuskan untuk menanyakan tentang hubungan dia dengan Rafi, sms pertama yang aku kirim “Ran lo deket ya sama Rafi?”  “Hah? Engga kok” jawab rani, “Gue udah tau semuanya kok, ngga ada yang perlu lo tutupin, semua udah jelas” jawabku dengan nada sedikit kecewa, “Wid, gue minta maaf gue ga maksud ngekhianatin lo, gue bisa jelasin semuanya” balas rani. “Udahlah lo mau jelasin apa lagi? Lo kan tau selama ini gue udah deket sama Rafi, tapi kenapa lo juga deketin dia? Jadi ini yang namanya sahabat?” balsku dengan nada kesal. “Widya maafin gue, gue udah jahat sama lo, tapi gue gabisa bohongin perasaan gue sendiri kalau ternyata gue juga suka sama Rafi” balasnya. Aku pun tidak lagi membalas smsnya karena sudah terlanjur kesal. Akhir-akhir ini sms Rafi pun tidak pernah lagi ku balas.ada
Setelah perdebatan itu aku dan Rani tidak pernah lagi berhubungan, seperti orang yang tidak mengenal satu sama lain. Dua bulan tidak bermain, bercanda, jail-jailan, ganjal sekali rasanya.
Hari ini hari minggu, karena tidak ada acara kemana-mana aku pun berniat membuka social media twitter, saat sedang asik membaca dinding twitter yang penuh dengan status yang bermacam macam, tanpa sengaja aku melihat status rani yang bertuliskan nama Rafi, disitu aku pun merasa kesal. Tapi disatu sisi aku sudah malas mempermasalahkan ini dengan aku harus terus marah-marah setiap sms Rani.
Seminggu setelah kejadian itu, sore hari ini aku berniat untuk membeli pensil di fotocoppy yang letaknya tak jauh dari rumah Rani, saat sedang berjalan, tiba-tiba aku bertemu dengan Rani, tapi aku sama sekali tidak ingin menatapnya, Rani berjalan ke arahku lalu dia berusaha menghentikan langkahku walaupun aku sempat mengelak, setelah aku berhadapan dengannya dan dia menjelaskan tentang hubungannya dengan Rafi, ternyata Rani menyimpan rasa pada Rafi.
Keesokan harinya  aku sms Rani dan meminta maaf karena sudah emosi saat mengetahui kalau rani suka sama Rafi, Aku pun meminta maaf dan sadar bahwa perasaan seseorang bisa saja sama.
Kami pun menyadari bahwa tiada yang lebih istimewa dibanding persahabatan.


Senin, 20 Januari 2014

Lirik dan terjemahan lagu When I Was Your Man - Bruno Mars

Same bed
Ranjang yang sama
But it feels just a little bit bigger now
Tapi kini terasa lebih lega
Our song on the radio
Lagu kita diputar di radio
But it don’t sound the same
Tapi tak terdengar sama
When our friends talk about you
Saat teman-teman kita membicarakanmu
All it does is just tear me down
Semua itu hanya menyakitiku
Cause my heart breaks a little
Karena hatiku hancur
When I hear your name
Saat kudengar namamu
It all just sound like uh, uh, uh
Semua itu hanya terdengar uh, uh, uh

CHORUS
Hmmm too young, to dumb to realize
Hmmm terlalu muda, terlalu bodoh tuk sadari
That I should have bought you flowers and held your hand
Bahwa dulu harusnya aku membelikanmu bunga dan kugenggam tanganmu
Should have given all my hours when I had the chance
Harusnya kuberikan seluruh waktuku saat ada kesempatan
Take you to every party
Mengajakmu ke setiap pesta
Cause all you wanted to do was dance
Karena yang ingin kau lakukan hanyalah berdansa
Now my baby is dancing,
Kini kekasihku sedang berdansa,
But she’s dancing with another man
Tapi dia berdansa dengan pria lain

My pride, my ego, my needs and my selfish ways
Kesombonganku, egoku, kebutuhanku dan keegoisanku
Caused a good strong woman like you to walk out my life
Membuat perempuan kuat sebaik dirimu pergi dari hidupku
Now I'll never, never get to clean out the mess I’m in
Kini aku takkan pernah bisa bereskan kekacauan ini
And it haunts me every time I close my eyes
Dan semua ini hantuiku tiap kali kupejamkan mata
It all just sounds like uh, uh, uh, uh
Semua itu hanya terdengar uh, uh, uh, uh

CHORUS

Although it hurts
Meski sakit rasanya
I’ll be the first to say that I was wrong
Aku yang kan pertama akui bahwa aku salah
Oh, I know I’m probably much too late
Oh, aku tahu mungkin terlalu terlambat bagiku
To try and apologize for my mistakes
Tuk mencoba dan minta maaf atas salahku
But I just want you to know
Tapi aku hanya ingin kau tahu
I hope he buys you flowers,
Kuharap dia membelikanmu bunga,
I hope he holds yours hands
Kuharap dia menggenggam tanganmu
Give you all his hours when he has the chance
Memberimu seluruh waktunya saat ada kesempatan
Take you to every party
Mengajakmu ke semua pesta
Cause I remember how much you loved to dance
Karena kuingat betapa kau senang berdansa
Do all the things I should have done
Lakukan segala yang harusnya dulu kulakukan
When I was your man!

Saat aku masih jadi kekasihmu